Rabu, 25 Mei 2011

PNEUMONIA DAN DIPTHERI

BATASAN :

#. Pneumonia adalah Suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing ( FKUI ).

#. Pneumonia adalah Radang parenkim paru. Menurut anatomi, pneumonia dibagi menjadi pneumonia laboris, pneumonia lobularis, bronkopneumonia & pneumonia interstisialis. ( Makmuri MS )

#. Pneumonia adalah Suatu radang paru-paru yang ditandai oleh adanya konsolidasi exudat yang mengisi alveoli dan bronchiolus ( Axton )

KLASIFIKASI :

#. Anatomi :

Pneumonia Lobaris

Pneumonia Lobularis ( Bronkopneumonia )

Pneumonia Interstisialis ( Bronkiolitis )

ETIOLOGI :

Bakteri

Virus

Jamur

Aspirasi

ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN

1. IDENTITAS :

Ø Sering terjadi pada bayi & anak

Ø Banyak < 3 tahun

Ø Kematian terbanyak bayi < 2 bl

2. KELUHAN UTAMA :

Ø Sesak napas

3. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :

Ø Didahului oleh infeksi saluran pernapasan atas selama beberapa hari, kemudian mendadak timbul panas tinggi, sakit kepala / dada ( anak besar ) kadang-kadang pada anak kecil dan bayi dapat timbul kejang, distensi addomen dan kaku kuduk. Timbul batuk, sesak, nafsu makan menurun.

4. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU :

Ø Anak sering menderita penyakit saluran pernapasan aras.

5. NUTRISI / CAIRAN :

Ø Nafsu makan / minum menurun, mual, muntah, kembung, turgor jelek, kulit kering.

6. PEMERIKSAAN FISIK :

INSPEKSI :

Ø Adanya PCH

Ø Adanya tachipne, dyspnea

Ø Sianosis sirkumoral

Ø Distensi abdomen

Ø Batuk : Non produktif – produktif.

Ø Nyeri dada

PALPASI :

Ø Fremitus raba meningkat disisi yang sakit

Ø Hati mungkin membesar

PERKUSI :

Ø Suara redup pada paru yang sakit

AUSKULTASI

Ø Rankhi halus ® Rankhi basah

Ø Tachicardia

NURSING DIAGNOSIS

A. PRIMARY NURSING DIAGNOSIS

Ø Ketidak efektifan pola nafas b/d infeksi paru

Ø Aadefisit volume cairan b/d Respiratory distress, penurunan intake cairan.

B. RELATED NURSING DIAGNOSIS

Ø Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b/d respiratory distress, anoreksia, vomiting, peningkatan konsumsi kalori sekunder terhadap infeksi.

Ø Perubahan rasa nyaman d/b Respiratory distress, lethargy, penurunan intake cairan dan makanan, demam.

Ø Kecemasan : anak b/d hospitalisasi, respiratory distress.

C. NURSING CARE PLAN.

Ketidak efektifan pola nafas b/d infeksi paru-paru.

Ø Tujuan :

Anak akan menunjukkan pola nafas yang efektif

Ø Kreteria :

· RR dbn, suara nafas bersih, suhu dbn

· Tidak ditemukan : batuk, PCH , Retraksi, Sianosis.

· Jumlah sel darah putih ñ

· Rongsent dada bersih

· Saturasi oksigen 85 % - 100 %.

Ø Intervensi Keperawatan :

1. Obs ; RR, suhu, suara naafas

2. Lakukan fioterapi dada kerjakan sesuai jadwal

3. Berikan oksigen yang dilembabkan sesuai indikasi

4. Berikan antibiotik dan antipiretik sesuai advis

INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Kaji dan catat

v Suhu tubuh

v intake dan output

v Tanda / gejala kekurangan cairan

v Bj urine

2. Lakukan perawatan mulut

3. Beri cairan sesuai advis

4. Kaji dan catat pengetahuan dan partisipasi keluarga dalam :

v Monitoring intake dan output

v Mengenali tanda dan gejala kekurangan cairan

5. Ciptakan situasi / area yang nyaman

6. Lakukan suction bila perlu

7. Periksa dan catat hasil X – Ray dada

8. Obs. Saturasi oksigen

9. Kaji dan catat pengetahuan dan partisipasi keluarga dlm :

v Fisioterapi dada

v Pemberian obat-obatan

v Mengenali tanda / gejala ketidak efektifan pola nafas

10. Ciptakan situasi / area yang nyaman

Defisit volume cairan b/d Respiratory distress, penurunan intake cairan, demam

Tujuan :

Anak akan menunjukkan volume cairan yang adekuat.

Kriteria :

v Intake cairan adequat, iv dan atau oral

v Tidak adanya lethargi, muntah, diare

v Suhu tubuh normal, mukosa membran lembab

v Turgor kulit kembali cepat

v Urine output normal, Bj urine normal

ANTIBIOTIKA ( Lab / UPF IKA, 1994 : 234 )

v Pada penyakit yang ringan, mungkin virus tidak perlu antibiotika

v Pada Px yang dirawat inap ( peny. Berat ) harus segera diberi antibiotika

v Pemilihan jenis antibiotika didasarkan atas umur, ku Px, dugaan kuman

Penyebab :

Umur 3 bulan – 5 tahun, bila toksis mungkin disebabkan oleh streptokokus pneumonia, hemofilus influenza atau stafilokokus. Pada umumnya tidak dapat diketahui kuman penyebabnya, maka secara praktis dipakai :

Kombinasi :

PP 50.000 – 100.000 KI / Kg / 24 jam, IM, 1 – 2 x / hari dan Kloramfenikol 50 – 100 mg / kg / 24 jam IV / oral, 4 x / hari

Atau kombinasi :

Ampisilin 50 – 100 mg / kg / 24 jam IM / IV, 4 x / hari dan Kloksasilin 50 mg / kg / 24 jam IM / IV, 4 x / sehari

Atau Kombinasi :

Eritromisin 50 mg / kg kloramfenikol ( dosis sda )

Bila ada alergi terhadap penisilin

Umur < 3 bulan, biasanya disebabkan oleh Streptokokus pneumonia, Stafilokokus

Kombinasi :

PP ( dosis sda ) dan Gentamisin 5 – 7 mg / kg / 24 jam IM / IV, 2 – 3 x / hari

Atau Kombinasi :

Kloksasilin ( dosis sda ) dan Gentamisin ( dosis sda ).

Kombinasi ini juga diberikan pada anak-anak > 3 bulan dengan malnutrisi berat atau Px immuno – compromized

Anak-anak > 5 tahun yang non toksit biasanya disebabkan oleh Steptokokus pneumonia

v PP Im atau

v Fenoksimetilpenisilin 25.000 –50.000 KI / kg / 24 jam oral, 4 x / hari atau

v Eritromisin ( dosis sda ) atau

v Kotrimoksazol 6 / 30 mg / kg /24 jam oral, 2 x / hari

DIPHTHERIA

1. DEFINISI :

Suatu infeksi akut yang sangat menular, disebabkan oleh coryne bacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudomembran pada kulit dan atau mukosa

2. ETIOLOGI :

Corynebacterium diphtheriae

3. PATOGENESA :

Kuman




Kulit / mukosa sal nafas atas




Memproduksi toksin




Penyebaran toksin




Lokal Seluruh tubuh




Menghambat Jantung Syaraf Ginjal

pembentukan protein

Nekrosis toksik Neuritis - Tampak per

Sel mati & degenerasi toksik dgn darahan

hialin degenerasi adrena dan

lemak pada nekrosis

selaput mielin tubuler akut

Respon inflamasi Miokarditis

lokal


( Edema kongesti,

Pseudomembran infiltrasi sel mono

( Eksudat fibrin, nuklear pada serat

sel radang, otot & sist. konduksi

eritrosit, sel-sel

epitel )




Menyumbat jalan

nafas

Gangguan pernafasan

NCP :

1. PENGKAJIAN :

a) Identitas : 80 % terjadi pada umur < 15 th

b) Rps : Demam tidak terlalu tinggi badan lesu, nyeri kepala,

Anorexia, pilek ?, sesak napas ?, suara serak ?, nyeri

menelan.

c) Rpd : Infeksi saluran nafas ?

d) Riwayat kontak dengan keluarga ?

e) Riwayat imunisasi DPT / DT ?

f) Riwayat sosial ekonomi

- Overcrowding ?

- Status nutrisi ?

PEMERIKSAAN FISIK :

a. Pada diptheria tonsil - faring

- Malaise

- Suhu tubuh < 38,9 º c

- Pseudomembran ( putih kelabu ) melekat dan menutup tonsil dan

dinding faring

- Bulneck

b. Diptheriae laring

- Stridor

- Suara parau

- Batuk kering

- Pada obstruksi laring yang berat terdpt retraksi suprasternal, sub costal dan

supraclavicular

c. Diptheriae hidung

- Pilek ringan

- Sekret hidung serosanguinus à mukopurulen

- Lecet pada nares dan bibir atas

- Membran putih pada septum nasi.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

  1. Gangguan pemenuhan oksigen berhubungan dengan penumpukan pseudomembran pada jalan nafas.

  1. Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan nyeri telan, anoreksia.

  1. Resiko terjadi komplikasi obstruksi jalan nafas, miokarditis berhubungan dengan efek eksotoksin.

DIAGNOSA 1

Tujuan : Pola nafas normal

Intervensi :

  1. Atur posisi ekstensi
  2. Berikan oksigen 2 – 4 liter/menit
  3. Observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam
  4. Bila sesak bertambah puasakan
  5. Jaga kelembaban udara dengan menggunakan nebulizer.

DIAGNOSA 2

Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi

Intervensi :

  1. Beri penjelasan tentang pentingnya nutrisi yang adekuat
  2. Beri diit TKTP sesuai kondisi.

Hari I : bubur halus

Beslag hilang : bubur kasar

Keluhan kurang : makanan biasa

  1. Libatkan orang tua
  2. Sedikit tapi sering
  3. Timbang BB setiap hari

DIAGNOSA 3

Tujuan : Tidak terjadi komplikasi

Intervensi :

1. Observasi tanda-tanda obstruksi jalan nafas, tanda-tanda vital minimal 2 jam.

2. Berikan istirahat mutlak 10 – 14 hari

3. Lakukan pemeriksaan ECG sesuai advis

4. Kolaborasi pemberian ADS sedini mungkin

5. Kolaborasi pemberian terapi antibiotika sesuai advis.

CARA PEMBERIAN ADS

1. TEST ADS

ADS 0,05 CC murni dioplos dengan aquades 1 CC.

Diberikan 0,05 CC à intracutan

Tunggu 15 menit à indurasi dengan garis tengah 1 cm à (+)

2. CARA PEMBERIAN

- Test Positif à BESREDKA

- Test Negatif à secara DRIP/IV

Drip/IV

200 CC cairan D5% 0,225 salin. Ditambah ADS sesuai kebutuhan.

Diberikan selama 4 sampai 6 jam.

0 komentar: