Senin, 18 April 2011

BATUK DARAH

BATUK DARAH

I. Pendahuluan

Batuk darah adalah suatu gejala yang paling penting pada penyakit paru karena :

- adanya bahaya potensial terhadap perdarahan yang gawat

- hampir selalu hemoptysis disebabkan oleh penyakit bronkopulmonal

Oleh sebab itu perlu dibuktikan apakah benar bahwa darah berasal dari saluran pernafasan bagian bawah

- apakah benar-benar batuk darah dan bukan muntah darah

II. Definisi

Batuk darah adalah darah atau dahak bercampur darah yang dibatukkan yang berasal dari saluran pernafasan bagian bawah (mulai glotis ke arah distal}

_ batuk darah adalah suatu keadaan menakutkan / mengerikan yang menyebabkan beban mental bagi penderita dan keluarga penderita sehingga menyebabakan takut untuk berobat ke dokter .

_ penderita menahan batuk karena takut kehilangan darah yang lebih banyak sehingga menyebabkan penyumbatan karena bekuan darah.

_sebetulnya sudah ada penyakit dasar tetapi keluhan penyakit tidak mendorong berobat ke dokter.

_batuk darah pada dasarnya akan berhenti sendiri asal tidak ada robekan pembuluh darah,berhenti sedikit-sedikit pada pengobatan penyakit dasar.

III Etiologi

Berdasar etiologi maka dapat digolongkan :

1. Batuk darah idiopatik.

2. Batuk darah sekunder.

Ad 1. Batuk darah idiopatik.

Yaitu batuk darah yang tidak diketahui penyebabnya:

_ insiden 0,5 sampai 58% {+ 15 %}

_ pria :wanita = 2 : 1

_ umur 30- 50 tahun kebanyakan 40-60 tahun

_ berhenti spontan dengan suportif terapi.

Ad 2. Batuk darah sekunder.

Yaitu batuk darah yang diketahui penyebabnya

a. Oleh karena keradangan , ditandai vascularisasi arteri bronkiale > 4% {normal 1%}

TB è batuk sedikit-sedikit èmasif darah melulu, bergumpal.

Bronkiektasis ®campur purulen

Apses paru ®campur purulen

Pneumonia®warna merah bata encer berbuih

Bronkitis®sedikit-sedikit campur darah atau lendir

b. Neoplasma

_ karsinoma paru

_ adenoma

c. Lain-lain:

_ trombo emboli paru – infark paru

_ mitral stenosis

_ kelainan kongenital aliran darah paru meningkat

@ ASD

@ VSD

_trauma dada

¨tumpul: perlukaan oleh costa

¨tajam : tusukan benda tajam

_hemorhagic diatese

_hipertensi pulmonal primer

Pembagian lain

Berdasar jumlah darah:

PURSEL : 1. Blood streak

3. minimal 1-30 cc

4. mild 30-150 cc

5. moderate 150-500 cc

6. massive 600 cc

JOHNSON : 1 singgle : kurang dari 7 hari

2. Repeated : lebih dari 7 hari dengan interfal 2-3 hari

3. Frank : darah melulu tanpa dahak

RSUD Dr. Sutomo SMF paru > 90% disebabkan :

1. TB Paru

2. Karsinoma paru

3. Bronkiektasis

4. Mitral stenosis

Patogenesis

Tergantung dr penyakit yang mendasarinya.

Gejala klinis

Kita harus memastikan bahwa perdarahan dari nasofaring ,dengan cara membedakan ciri-ciri sebagai berikut :

· Batuk darah

  1. Darah dibatukkan dengan rasa panas di tenggorokan
  2. Darah berbuih bercampur udara
  3. Darah segar berwarna merah muda
  4. Darah bersifat alkalis
  5. Anemia kadang-kadang terjadi
  6. Benzidin test negatif

· Muntah darah

  1. Darah dimuntahkan dengan rasa mual
  2. Darah bercampur sisa makanan
  3. Darah berwarna hitam karena bercampur asam lambung
  4. Darah bersifat asam
  5. Anemia seriang terjadi
  6. Benzidin test positif

· Epistaksis

  1. Darah menetes dari hidung
  2. Batuk pelan kadang keluar
  3. Darah berwarna merah segar
  4. Darah bersifat alkalis
  5. Anemia jarang terjadi

Anamnesis

1. Dari anamnesis dipastikan asal darah

2. Jumlah darah yang keluar, bentuk,warna,lama.

3. Penyakit batuknya

4. Disertai nyeri dada

5. Hubungan dengan kerja,istirahat,posisi penderita

6. Hubungan penyakit masa lalu

7. Anamnesa merokok

Pemeriksaan fisik

# Panas, berarti ada proses peradangan

# Auskultasi: terdengar bunyi Rales

- Kemungkinan menujukkan lokasi

- Ada aspirasi

- Ronki menetap, wheezing lokal, kemungkinan penyumbatan oleh : Ca, bekuan darah

- Friction rub:emboli paru ,infark paru

# Clubbing finger: bronkiektasis, neoplasma

Laboratorium:

- Hb

- Faal homeostasis dll menurut dugaan

Radiologi :

- tergantung etiologi : X-photo thorak, PA Lateral

CT- scan

Pemeriksaan lain khusus :

- anamnesa : memastikan asal darah, berulang, jumlah, warna, menahun dll

- pemeriksaan fisik : kemungkinan penyebab

- X-photo thorak : PA/Lateral, brokografi dll

- Pemeriksaan sputum bakteriologi, sitologi

- Bronkoskopi

Komplikasi :

- Bahaya utama batuk darah adalah terjadi penyumbatan trakea dan saluran nafas, sehingga timbul sufokasi yang sering fatal. Penderita tidak nampak anemis tetapi sianosis, hal ini sering terjadi pada batuk darah masif (600-1000 cc/24 jam)

- Pneumonia aspirasi merupakan salah satu penyulit yang terjadi karena darah terhisap kebagian paru yang sehat

- Karena saluran nafas tersumbat, maka paru bagiandistal akan kolaps dan terjadi atelektasis

- Bila perdarahan banyak, terjadi dalam waktu lama.

Penatalaksanaan

Tujuan Umum :

1. membebaskan jalan nafas

2. mencegah aspirasi

3. menghentikan perdarahan dan pengobatan penyakit dasar.

Konservative

~ Hemoptoe sedikit (<200ml/24jam} dapat berhenti

-obat: codein, doveri, penyakit dasar

- diminta tenang, istirahat total, kalau perlu obat penenang

~ Tidur setengah duduk:

13-31% hemopthoe berhenti sendiri MRS 1-4 hari,

87 % berhenti sendiri setelah 4hari MRS

~ Infus atau transfusi

Batuk darah masif:

- tidur trendelenburg ke arah sisi yang sakit{agar tidak aspirasi ke paru yang sehat}

- infuse, penghisapan darah , pengambilan bekuan

- waktu dulu setelah penderita agak tenang

kolaps terapi: pnumoperitonium, pneumothoraks artifisial, operasi N. phrenicus

! Tindakan-tindakan lebih agresif

-rigid bronkoskopi,jalan nafas terbuka dan penghisapan darah lebih mudah

-FOB untuk suction darah dan mencari lokasi perdarahan + dengan endotrakeal tube untuk keluar.

Masuk FOB lebih mudah

-pasang endotrakeal tamponade {balon kateter tamponade}

- reseksi paru

-embolisasi a. bronkialis

Prognose

- hemopthoe<200ml/24jam®supportifve baik

- profuse massive >600cc/24jam®prognose jelek 85% meninggal

* dengan bilateral far advance

* faal paru kurang baik

* terdapat kelainan jantung

DAFTAR PUSTAKA

- Adam F. D. Physical Diagnosis Edition 1958

- Prof. dr. Hood Alsegaff , dr. H. Abdul mukti, DASAR-DASAR ILMU

PENYAKIT PARU, 1995

0 komentar: