Jumat, 15 Oktober 2010




ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. P
DENGAN GANGGUAN KARDIOVASKULER : Dx HIPERTENSI DI RUANG VII RSUD
GUNUNG DJATI CIREBON
Disusun Oleh :
HUMAIDI HAZANI
09.075
AKADEMI KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
CIREBON
2010


BAB I
TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN
Definisi yang tepat mengenai hipertensi maasih merupakan persoalan, inti persoalannya adalah mengenai tiik normal dari tekanan darah. Sebagai pengangan WHO telah membuat kriteria bahwa seseorang di anggap menderita hipertensi bila tekanan darah lebih dari 160/90 mmHg. Sedangkan tekanan darah kurang dari 140/90 mmHg adalah normal (Purnawan 1998).

B. ETIOLOGI
Berdasarkan penyebabnya hipertensi di bagi menjadi 2 yaitu :
1. Hipereensi primer atau hipertensi esensial yang tidak diketahui penyebabnya disebut juga hipertensi idiopatik. Faktor yang mempengaruhi seperti genetik lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf simpatik, sistem renin angiotensin, defek dan ekresi Na. Peningkatan Na dan Ca, intraseluler dan faktor-faktor yang meningkatkan resiko seperti obesitas, alkohol, merokok serta polusi kimia.
2. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal, terdapat selitar 5% kasus. Penyebab spesifiknya diketahui seperti penggunaan ekstrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskuler renal, hiperadosteronisme primer dan sindrom laushing, feokromasitomia, koartasia aorta, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.

C. ANATOMI DAN FISIOLOGI
Sistem cardiovaskuler terdiri dari 5 bagian yang saling mempengaruhi yaitu jantung, , pembuluh darah (mengedarkan / mengalirkan) darah dan darah menyimpan dan mengatur dinams oksigen dalam sel-sel. Sisrem jantung adalah organ yang mensirkulasi darah terorganisasi ke paru-paru untuk pertukaran gas-gas terpisah dalam jantung mencegah percampuran antara daerah yang menerima darah yang terorganisasi dan vena cava superior, inferior dan sistem koroner. Darah ini melalui katub inkus pidalis ventrikel kanan di pompakan ke aorta kanan untuk mensirku;asi koroner dan sistemik. Gagguan aliran dalam jantung mengakibatkan perfusi sel-sel berkurang. Myocardium menerima darah ketika distolik dari arteri koronia, arteri siskoplek, arteri koronaria kanan memberi darah antara lain ke SA nocle ventrikel kanan permukaan diafragma, ventrikel kanan, vena koronaria, membalikkan darah ke sinus kemudian bersikulasi langsung ke paru-paru.
Daya pompa jantung sebagai jumlah darah yang dipompa oleh setiap ventrikel tiap satu menit dan yang diukur biasanya adalah ventrikel kiri. Sedangkan jumlah darah yang dikeluarkan setiap ventrikel berkontraksi disebut volume sekuncup. Daya pompa jantung akan berubah sesuai dengan frekwensi jantung. Ternyata merupakan faktor yang sangat dominan karena frekwensi darah meningkat lebih dari 3 kali, sedangkan volume sekuncup hanya dapat meningkat separuhnya.

D. PAOFISIOLOGI
Tekanan darah di pengaruhi curah jantung dan tahanan perifer, sehingga semua faktor yang mempengaruhi curah jantung dan tahanan perifer akan mempengaruhi tekanan darah. Curah jantung pada penderita hipertensi biasanya normal. Bila hipertensi sudah berjalan cukup lama maka akan dijumpai perubahan struktural pada pembuluh darah berupa penebalan tunika interna dan tunika media. Kerja jantung meningkat karena naiknya tekanan perifer dapat dibuktikan bahwa sel otot jantung tidak hanya bertambah ukurannya tetapi juga bertambah jumlahnya.



E. TANDAN DAN GEJALA
1. Sering sakit kapala
2. Merasa pegal pada tumit
3. jantung berdear-debar
4. Mudah marah
5. Gelisah

F. PENATALAKSANAAN
Penderita hipertensi bukan hanya memberikan resep saja tetapi memilih obat yang sesuai dengan memikirkan efek samping komplikasi.
Pengobatan Medis :
1. Diuretik
Diuretik mempunyai efek anti hipertensi dengan cara menurunkan volume ekstraseluler dn plasma saling terjadi penurunan curah jantung. Contoh obatnya kiortak, furesemia, aldakton, trianteren, dosis 25-50 mg, 1-2 x/hari.
2. Golongan penghamat simpatetik
Penghambat aktivitas simpatik dapat terjadi pada pusat pasometer atau seperti metildopa klamida / ada akhir syaraf perifer seperti golongan reserfin dan guanitidin metildopa mempunyai efek anti hipertensi dengan meneruskan tonus simpatis secara sentral.
3. Betablocer
Mekanisme kerja anti hipertensi obat ini adalah penurunan curah jantung dan efek penekanan sekresi renin. Contoh obatnya proponatal aprenacot.
4. Vasodilator
Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah yang relaksasi otot olos dan akan menurunkan resistensi vaskuler contohnya obat tidralasin, diaksozid, prasocin dan minoksidil.


5. Penghambat enzim konversi angosfenzin
Kaptropril dan enoloril menurunkan tekanan darah baik pada harmotensi maupun hipertensi.

Tindakan Keperawatan
1. Memonitor VS
2. Menganjurkan pasien untuk megurangi aktivtas
3. Menganjurkan pasien untuk bed rest
4. Menganjurkan pasien untuk menyeleksi makanan
5. Membatasi aktivitas pasien

BAB II
TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama : Ny P
Umur : 58 tahun
Alamat : Bangoan Rt 16 RW 05. Toyogo, Sambungmacan, Sragen
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Status : Kawin
Dx. Medis : Hipertensi
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. M
Umur : 38 tahun
Agama : Islam
Alamat : Bangoan Rt 16 RW 05. Toyogo, Sambungmacan, Sragen
Hubungan dengan pasien : Anak
3. Data Umum
Riwayat Kesehatan Sekarang : Nyeri
Keluhan Utama : Pasien merasa pusing, badan terasa sakit dan juga mudah marah bila ada sedikit masalah
Riwayat Kesehatan dahulu : Tekanan darah pasien sering naik turun sebelumya dan tensi selalu naik tetapi tidak sampai di rawat di RS. Pasien pernah menderita penyakit ringan seperti flu, batuk dan hanya di obati dengan obat yang di jual di warung. Setelah minum obat, flu dan batuk yang dderita sembuh atau lebih baik dari sebelumnya.
Riwayat Kesehatan Keluarga : Keluarga pasien tidak ada yang mempunyai penyakit menular tetapi ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit yang sama dengan penyakit pasien yaitu bapak dari pasien.
Genogram :






4. Pola Fungsi Kesehatan
 Pola Aktivitas dan Latihan
• Sebelum Sakit : Kadang pasien pergi ke sawah dan juga setiap hari mengerjakan pekerjaan rumah sendiri, seperti memasak, menyapu,, mencuci dan lain-lain.
• Saat Sakit : Semua pekerjaan rumah tidak dapat dikerjakan, dan dibantu oleh suaminya
 Pola Istirahat
• Sebelum Sakit : pasien cukup istirahat, setiap hari pasien tidur mulai pukul 21.00 – 05.00 WIB, sekitar 7-8 jam / hari.
• Saat Sakit : Pasien mengeluh susah tidur karena merasakan sakit kepala, pasien hanya bisa tidur  4-5 jam / hari dan pasien kelihatan gelisah.

 Pola Nutrisi
• Sebelum Sakit : Makan sehari 3x, jenis makanan yang dimakan yaitu nasi, sayur, dan lauk pauk dan makan habis satu porsi
• Saat Sakit : Pasien makan 3 x/hari, habis ½ porsi, itu pun harus dibujuk terlebih dahulu untuk makan karena pasien susah makan.
 Pola Eliminasi
• Sebelum Sakit : BAB 1 sehari biasanya pada pagi hari warna kuning dan lembek, BAK 2-4 x/hari warna kuning
• Saat Sakit : BAB 1 x/hari warna kuning
BAK 1-2 x/hari warna uning

 Pola Kognitif
• Sebelum Sakit : pasien dapat merespon dengan baik, masih dapat mendengar dengan baik (penglihatan tajam)
• Saat Sakit : Kurang dapat merespon dengan baik
 Pola Konsep Diri
• Sebelum Sakit : Memandang diri berguna bagi keluarga, karena membantu memenuhi kebutuhan keluarga.
• Saat Sakit : Merasa diri lemah, kurang berguna karena selalu bergantung ada keluarga (suami)
 Pola Koping
• Sebelum Sakit : Pasien suka bercerita pada anaknya dan kerabat lainnya apabila punya masalah
• Saat Sakit : Kadang pasien bercerita pada anaknya tapi lebih banyak berdiam diri
 Pola Sexsual Reproduksi
→ Pasien sudah tidak megalami menstruasi
 Pola Peran Berhubungan
→ pasien ramah ada orang lain, tetangga dan masyarakat sekitar saling membantu apabila ada kesusahan dengan para tetangga, sosialisasi tinggi
 Pola Nilai dan Kepercayaan
→ Meskipun pasien beragama Islam tetapi pasien jarang beribadah /sholat dan pasien juga percaya dengan mitos-mitos orang jawa

5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Cukup
b. Kesadaran (GCS) : Mata : 3, Motorik : 6, Verbal : 5, Jumlah : 14
c. Tanda-Tanda Vital
TD : 200/100 mmHg
N : 88 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 370 C
d. Kepala
Bentuk : Mesosopal
Rambut : Hitam keputihan (tumbuh uban), rambut kusut lurus berketombe dan kotor
Mata : Bentuk simetris, tidak memakai alat bantu penglihatan, konjungtiva tidak anemis
Hidun : Bersih, pencuman baik, tidak ada pembesaran polip
Telinga : Bentuk simetris, tidak ada serumen, pendengaran baik, tidak memakai alat bantu pendengaran.
e. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjartiroid, bentuk simetris tidak ada nyeri tekan


f. Dada
• Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : -
Perkusi : -
Auskultasi : terdengar suara le-dup
• Paru-paru
Inspeksi : tidak ada tarikan intercosta
Palpasi : -
Perkusi : adanya bunyi sonor
Auskultasi : tidak ada bunyi whezing
g. Abdomen
Inspeksi : bentuk simetris dan tidak ada bekas jahitan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi timpani
Auskultasi : peristaltic usus normal 20 x/menit
h. Ekstremitas
Superior : tangan kanan-kiri simetris, tidak ada edema kuku pendek dan terlihat kotor
Inferior : tidak terjadi edema dan dapat bergerak dengan bebas
i. Kulit
Sawo matang, tidak ada lesi, keriput, turgor cukup baik
j. Genetalia
Bersih tidak ada bekas luka, tidak ada keluhan miksi
k. Anus
Tidak ada hemorroid


B. ANALISA DATA
Data Subyektif : - pasien mengatakan kepalanya pusing dan berat sekali
- pasien mengatakan tidak mau / tidak nafsu makan
- pasien mengatakan belum memahami tentang proses penyakit dan pengobatan
Data Obyektif : - Pasien kelihatan kesakitan sambil memegang kepalanya TD : 200/100 mmHg
- Pasien tidak nafsu makan, pasien makan ½ porsi
BB sebelum sakit : 60 kg
BB selama sakit : 58 kg
- Pasien tidak kooperatif, kelihatan binggung dan cemas

Diagnosa Keperawatan :
a) Pusing b/d meningkatnya tekanan serebral vaskuler
b) Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d kurang nafsu makan
c) Cemas b/d kurang pengetahuan

D. IMPLEMENTASI


Tanggal Jam No. DK Tindakan TTD
17-12-2005




17-12-2005




17-12-2005

08.00




08.00




08.00 01




02 - Menganjurkan p[sien untuk mengrangi aktifitas
- Memberi kompres dingin
- Memberi makan lunak dan cair

- Mengkaji pola makan dan diit
- Memberikan informasi tentang pentingnya makan bagi tubuh
- Memberi makanan selingan

- mengkaji tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit dan penyebabnya
- memberi informmasi tentang penyakitnya
- memberi penjelasan pada keluarga tentang penyekitnya












E. EVALUASI

Tanggal No DK Catatan Perkembangan
20-12-2005 01 S : pasien kelihatan senang dan nyaman
O : Tekanan darah 130/100 mmHg. Nyeri pada kepala berkurang
skala nyri 3
A : masalah teratasi
P : pertahankan kondisi pasien dan lanjutkan intervensi

20-12-2005 02 S : pasien mengatkan nafsu makan bertambah
O : Berat badan 59 Kg
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi

20-12-2005 03 S : pasien mengatakan sudah mengerti penyuakitnya
O : Pasien melakukan njuran pencegahan
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan kondisi pasien

0 komentar: